Sabtu, 19 Maret 2011

Takuluk Rantau Panjang Curi Perhatian

TABIR-Beberapa produk kerajinan Jambi yang ditampilkan pada Pekan Produksi Kerja Indonesia di Jakarta beberapa waktu lalu, mendapatkan perhatian dari para pengunjung. Bahkan, mampu mengantarkan stan Jambi sebagai yang terbaik. Salah satu produk kerajinan yang ditampilkan kala itu, Takuluk dari Rantau Panjang.
”Kearifan lokal seperti tekuluk ini justru sering dilupakan oleh masyarakat, tetapi ketika ditampilkan dalam suatu event yang demikian besar, ternyata ini menjadi daya tarik sendiri,” jelas Ratu Munawwaroh, saat melakukan pertemuan dengan Jajaran pemerintah Kabupaten Merangin, Sabtu (04/04).
 Menurut Ratu Munawwaroh, pada pameran di Jakarta beberapa waktu lalu, produk-produk kerajinan Jambi juga keluar sebagai Terbaik I dan III. Kemudian produk gelang fosil batu sungkei juga keluar sebagai yang terbaik dan masuk kedalam tujuh Produk Griya Nominasi Nasional. Sehingga kata  Ratu lagi, pada kesempatan ini stand Jambi saat pembukaan dan selama penyelenggaraan pameran, selalu ramai dikunjungi dan bahkan juga sempat dikunjungi oleh Ketua Lembaga Wanita Internasional (Istri Duta Besar Korea).
Ditambahkan Ratu Munawwaroh, Sehubungan dengan itu, pada saat itu Ketua Dekranasda Provinsi Jambi langsung dihubungi oleh penerbit Dian Rakyat yang juga selaku Pemimpin Redaksi majalah terkenal di tanah air, yang tertarik untuk menampilkan produk-produk kerajinan Jambi kedalam satu buku khusus yang akan diedarkan ke seluruh Indonesia. ”Tujuan diterbitkannya buku ini adalah untuk memperkenalkan keragaman khas asli Jambi kepada masyarakat luas dan diharapkan bisa menjadi Ikon-nya Jambi,” jelasnya.
Disela-sela kunjungan kerjanya mendampingi Gubernur Jambi, Ketua Dekranasda Provinsi Jambi ini saat dikonfirmasi beberapa media menjelaskan, “saat ini Dekranasda sedang coba menggali kembali kearifan lokal dari setiap daerah dalam Provinsi Jambi.
”Di setiap daerah  di Jambi ini banyak tersimpan keraifan lokal yang perlu kita gali kembali, sehingga generasi muda mendatang tidak kehilangan sejarah budaya nenek moyangnya, yang merupakan identitas daerahnya, bila ini terwujud maka bisa menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan, dan menjadi daya tarik sektor pariwisata dengan sendirinya maka bisa menampah pendapatan daerah,” tegas Ratu.
Halimatul Sa’diah (52), salah seorang peserta rombongan Ratu Munawwaroh menjelaskan,  takuluk yang sempat mencuri perhatian setiap pengunjung  pameran, adalah semacam tutup kepala dari kain panjang yang selalu dikenakan oleh kaum perempuan di daerah Rantau Panjang. Saat mengenakanya biasanya dipadukan dengan baju kebaya khas yang bernama baju satero hitam (arena khasnya baju kurung aslinya dari bahan berwarna hitam) dan kain batik kersik.
”Takuluk ini biasanya dipakai pada acara-acara khusus, seperti acara adat, pengantin, saat memasak di rumah keluarga yang mempunyai hajat, dan dapat pula dipakai saat bekerja di ladang atau di sawah, dan ini khas dari Rantau panjang, dan sudah ada sejak nenek moyangnya,” tuturnya.
Namun, lanjut dia, saat ini baik takuluk maupun baju kurung dan kainnya sudah banyak divariasikan, tidak sebagaimana aslinya, sebagaimana yang terlihat pada kesempatan kunjungan kerja gubernur ini, banyak juga kaum ibu dan remaja yang memakai takuluk dan baju kurung tetapi divariasi dengan ragam hias bunga, disamping juga berbagai perhiasan seperti anting-anting, gelang dan kalung yang dipakai kaum ibu di daerah ini memiliki cirri yang khas.
Murnyanti, istri Lurah Kelurahan Mampun didampingi Roqibah Selaku Ketua RW desa setempat menjelaskan,  takuluk ini ada berbagai macam, ada Takuluk sekabung, takuluk tigo ito, takuluk ini biasa dipakai oleh ibu-ibu saat bekerja, terbuat dari kain polos dan diujungnya selalu dihiasi dengan kain yang dilipit-lipit,  kemudian takuluk cukin, yang biasanya dipakai kaum perempuan dalam berbagai acara, seperti memasak bersama saat ada warga yang hajatan, pengantin dan sebagainya, dan biasanya juga dipakai ibu-ibu saat menghantar adat.
Disamping itu  untuk remaja putri bisa dilihat cara pemakaiannya, jika ujung kain dilembaikan kesebelah kiri menandakan remaja tersebut belum ada yang punya (masih sendiri), sedangkan jika dilembaikan ke kanan menandakan sudah ada yang punya, (sudah bersumami atau sudah bertunangan).

4 komentar:

Unknown mengatakan...

seru juga ya baca artikel tentang Tukuluk,, unik sekali..
selamat atas penghargaan nya
smoga tambah sukses ya Rantau Panjang :)

Unknown mengatakan...

dak nyangko, siswa pemalas saia dulu bisa bikin tulusan seperti ini...
mokasi idaaaaaaaaaannnnnnnnnnnnnnnnnnn

Unknown mengatakan...

Tabir raya smakin maju bae dengan adat nyo,,

jaderaqualls mengatakan...

Casino Hotel Map & Directions - Mapyro
Find Casino 광명 출장안마 Hotel 삼척 출장안마 address, reviews and information for Casino Hotel 광주 출장마사지 in Hanover, VA. Get 충청북도 출장안마 directions, reviews and information for 경산 출장마사지 Casino Hotel in Hanover.

Posting Komentar

 
Powered by Blogger